Sil 🌷
2 min readJul 3, 2024

Aku takut jatuh cinta lagi.

Di usiaku yang 25 tahun ini, aku kira aku akan jatuh cinta dengan berani seperti orang-orang dewasa yang aku lihat waktu aku masih remaja. Aku mulai banyak menyaksikan teman-teman seusiaku menikah dengan laki-laki yang mencintainya, aku menyaksikan wajah mereka berbinar seperti di dongeng-dongeng yang menceritakan seorang putri yang sudah dijemput seorang pangeran. Aku dulu cukup yakin, suatu saat akan datang juga giliranku.

Aku takut jatuh cinta lagi. Aku tidak punya apa-apa lagi yang bisa kuberikan agar orang lain bersedia jatuh cinta kembali.

Aku lupa kapan terakhir orang benar-benar jatuh cinta kepadaku. Aku kehilangan kemampuan untuk bisa membedakan mana orang yang jatuh cinta atau mana yang sekadar ingin bersikap baik kepadaku. Aku banyak mengandalkan diriku sendiri untuk mencari tahu seperti apa bentuk cinta itu. Ketika ada orang yang merasa khawatir kepadaku, aku kira itu salah satu bentuk cinta. Ketika ada orang yang seperti rela melakukan apa saja kepadaku, aku kira itu juga salah satu bentuk cinta. Ketika ada orang yang mengatakan betapa berharganya aku, aku kira itu juga salah satu bentuk cinta. Tetapi, ternyata tidak semudah itu untuk mengkotak-kotakkan seperti apa bentuk cinta itu.

Peduli bukan salah satu bagian dari bentuk cinta.

Rasanya aku ingin menghentikan langkah kakiku disini. Aku tidak punya energi dan kepercayaan diri lagi untuk terus berjalan menemui bentuk cinta yang selama ini aku cari. Aku tidak punya apa-apa untuk kutawarkan kepada orang lain agar mau mencintaiku, termasuk aku tidak punya diriku sendiri. Jika aku harus jatuh cinta lagi, aku takut terjatuh di tempat yang jauh lebih gelap lagi.